Feeds

Selasa, 17 Februari 2009

Ujian Nasional 2009

Hiruk pikuk persiapan pemilihan umum legislatif pada bulan april yang akan datang ternyata membawa " berkah baru " bagi kalangan pendidikan untuk tidak dipusingkan dengan pro kontra pelaksanaan ujian nasional. Sebab bagaimanapun juga , pengaruh elite politik atau pemerhati pendidikan termasuk teman2 LSM yang masih mempertanyakan urgensi tentang ujian nasional sudah tidak begitu terdengar lagi. Bagi pelaksana di " bawah " yang dipikirkan adalah bagaimana dengan cara elegan , jujur dan obyektif dapat meloloskan siswa siswinya dalam ujian nasional. Ini tentu tidak dapat dipungkiri, bahwa kalangan media pun juga lebih tertarik dengan berita politik daripada masalah pendidikan. Jadi bagi guru - guru atau pelaksana tugas kebijakan ujian nasional, mari kita bekerja dengan jujur dan bertanggung jawab. jangan mengorbankan martabat. Kita lebih bangga dengan hasil yang obyektif. Tidak perlu merancang bagaimana cara membuat kecurangan, karena itu akan menipu diri sendiri , institusi dan bahkan makna pendidikan yang sesungguhnya. Kalau kebijakan dilakukan dengan baik , akan membawa hasil yang baik juga. Walau kita tahu , bahwa tantangan sangat besar. Orang - orang tidak tahu atau berpura - pura tidak tahu , jika tawuran pelajar itu adalah bentuk nyata dari kondisi masyarakat , yang dipotret setiap hari oleh siswa di luar sekolah. Jadi selama ini banyak pendidik yang disalahkan , kenapa ada anak berkelahi tapi tidak pernah berfikir bagaimana anak2 melihat orang tua antar kampung , anggota DPR , Pejabat ekskutif dan banyak elemen masyarakat saling berkelahi . Lho jadi fungsi pendidikan formal di sekolah memang berat ? Mengobati semua "penyakit" ? . Tulisan ini sekedar refleksi.

0 Comments: